Rabu, 28 Juli 2010

Apa ngaruhnya ORTU kita buat masa depan KITA?

Pernah denger nama James Watt kan? Atau nama Thomas Alfa Edison? Pernah gak kita berpikir, siapa sih bapak kedua ilmuwan tersebut? Atau siapakah anak yang dilahirkan oleh mereka? Atau tentu kita kenal dengan Bapak Soekarno, Bapak M. Hatta, atau pun tokoh2 Indonesia lainnya kan? Pernahkah kita berpikir siapa orang tua dari tokoh-tokoh tersebut?
Mungkin tulisan ini akan jadi menarik kita kita mengetahui lebih jauh tentang apa yang akan kita diskusikan dari tulisan ini. Kita sambung dengan pertanyaan selanjutnya, kenapa ya, anak-anak dari tokoh-tokoh diatas tidak setenar bapaknya? Atau kenapa ya, orang tua mereka tidak setenar anak-anaknya?
Nah, tentu kita masing-masing punya tanggapan tentang hal itu. Tapi opini saya adalah, karenan memang sukses itu tidak diwariskan !!! Orang yang sukses bukan karena orang tua mereka, atau bukan pula karena anak-anak mereka. Orang-orang yang sukses, yang sudah ditakdirkan memiliki orang tua yang sukses semata-mata hanya batu loncatan awal saja.
Jadi, kalo kita punya kisah masa lalu yang sukses, dan saat ini kita tidak sukses, hal itu memang semata-mata karena kitanya yang tidak memanfaatkan kesuksesan kita yang lalu untuk meraih sukses saat ini. Pun sama halnya jika kita dianugerahi orang tua yang sukses. Jangan berharap orang tua bisa membawa kesuksesan kepada diri kita dengan otomatis. Sekalipun kita dikasih warisan seluruh harta kekayaan orang tua kita, jika kita tidak mampu untuk mengelolanya dengan baik, maka kita pun tidak akan bertahan lama berada dalam kekayaan.
Sebaliknya, jika kondisi kita saat ini berada dalam keadaan kurang beruntung, baik dari sisi materi, prestasi pendidikan, dan prestasi lainnya, bukan berarti masa depan kita akan hancur. Kondisi masa depan kita bisa sangat berubah jika kita menyadari bahwa masa depan itu ada di dangan kita. Hanya kita dan ketentuan Allah SWT saja yang bisa mengubah masa depan kita. Artinya walaupun saat ini kita belum mengerti tentang pelajaran tertentu, dan kita sadar akan hal itu kemudian berusaha dengan giat untuk belajar agar menjadi mengerti, maka kelak kita akan merasakan nikmatnya perasaan bisa menjawab soal dengan jawaban kita sendiri.
INGAT, masa depan dimulai dari saat ini, bukan kemarin, tapi SAAT INI. Okelah kalo kemarin kita masih malas-malasan, maka saat ini kita masih bisa merubah masa depan kita dengan bergiat belajar. Apa yang kita lakukan saat ini sebenarnya adalah kita sedang melukiskan gimana masa depan kita. Orang yang masa depannya akan memimpin banyak orang, maka sudah tentu hari ini dia akan mengerjakan pekerjaa-pekerjaan yang berhubungan dengan orang banyak, bukan pekerjaan yang memikirkan diri sendiri, apalagi mencari untung untuk diri sendiri.
Akhir paragraph, saya hanya ingin memotivasi diri saya sendiri. Bahwa dahulu saya memiliki banyak impian yang sepertinya tidak mungkin terjadi. Namun, saya yakin Allah SWT akan memberikan saya yang terbaik dengan apa yang hari saya kerjakan. Jika masa depan saya ternyata tidak berhasil mewujudkan cita-cita saya, maka itu berarti kerja saat di waktu yang lalu belum cukup untuk membuat Allah SWT mengizinkan cita-cita saya terwujud. Mungkin karena kurang pengorbanan, kurang ikhtiar, kurang ilmu dan banyak kekurangan lainnya.
Jadi, yang sekarang sedang belajar.. di sekolah manapun (Apalagi di Daaarul Quran),,,jgn mudah menyerah dan puas…kalo sekarang sudah mengerti / pinter bukan berarti masa depan sudah indah…apalagi yang belum mengerti,,,bukan berarti masa depan sudah suram…kita memiliki peluang yang sama antara orang yang saat ini pinter dan yang saat ini belum pinter…karena masa depan itu belum terjadi, maka hal yang paling logis adalah maksimalkan hari ini dengan amalan / karya yang sebaik-baiknya….LIFE IS BEAUTIFUL…

Selasa, 20 Juli 2010

MIGRASI “IKAN BESAR”

Diambil dari koran Seputar Indonesia/Periskop Sang Inspirator
8 Juni 2008
Nama-nama seperti Rhenald Kasali, Mario Teguh, dan Hermawan Kertajaya adalah sosok yang tidak asing dalam dunia entrepreneur. Ya, mereka adalah inspirator di dunia bisnis. Petuah-petuah mereka tidak jarang dimanfaatkan sejumlah perusahaan untuk memotivasi pegawai perusahaannya. Demi meningkatkan kualitas SDM-nya, perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak segan-segan merogoh kocek lebih dalam untuk memanfaatkan jasa para tokoh ternama ini. Namun, para inspirator kondang ini melewati jalan berliku nan panjang untuk mencapai ketenaran. Bahkan, sebelum meraka menjejakkan kaki sebagai inspirator-masyarakat umum biasanya menyebut motivator, tidak jarang mereka harus berjibaku di dunia kerja untuk meraih sukses sebagai pegawai di sebuah perusahaan. Mungkin dalam benak masyarakat awam muncul pertanyaan, mengapa harus keluar dari tempat bekerja setelah mendapat sukses dan posisi strategis?

Hermawan misalnya, sebelum menjadi ahli strategi pemasaran (marketing), dia pernah menjabat sebagai direktur Distribusi PT HM Sampoerna, sebuah perusahaan rokok ternama. Kepada SINDO, Hermawan mengisahkan, perlu keberanian tinggi untuk meninggalkan posisi yang sudah ditekuni bertahun-tahun untuk kemudian mendirikan MarkPlus&Co, sebuah konsultan bisnis yang bergerak di bidang marketing research dan pendidikan pada 1989. Perusahaan inilah yang kemudian membawanya menuju puncak ketenaran sehingga dia menjadi ikon pemasaran di Indonesia dan dunia. Kini, selain menduduki posisi sebagai President MarkPLUs&Co, dia juga dikenal sebagai salah satu guru dari 25 guru pemasaran bisnis di kawasan asia tenggara.

Lantas apakah motif Hermawan Kertajaya hengkang dari PT HM Sampoerna karena ketidakpuasannya bekerja di perusahaan rokok tersebut atau disebabkan semata-mata karena penghasilan yang tidak memuaskan? Secara tegas Hermawan menampik hal itu. Dia menuturkan, alih profsi yang dilakukannya bukan disebabkan masalah materi, melainkan didorong motivasi untuk dapat lebih memberikan kontribusinya kepada masyarakat sebagai bentuk dari self expression (ekspresi pribadi).

“ Saya pribadi didorong keinginan dan cita-cita yang kuat unutk mempopulerkan konsep pemasaran di Tanah Air yang masih sangat jarang dikenal pada waktu itu”, ungkapnya.

Padahal, saat itu dia sedang menduduki posisi “basah” di perusahaan rokok tersebut. Dia pun menemukan tempat “bermain” yang baru. “Saya mengambil keputusan berani dengan menginggalkan posisi sebagai direksi di sebuah perusahaan besar nasional untuk kemudian mendirikan MarkPlus&Co pada 1989”, tuturnya.

Dengan mendirikan MArkPlus&Co, Hermawan telah menemukan samuderanya sendiri. Sebab, selama ini dia merasa hanya hidup di dalam “kolam”. Wujud pengekspresian diri inilah yang membawa namanya dicatat sebagai salah satu tokoh marketing tingkat dunia. Sejak 2002, pria yang drop out dari Institut Teknologi Surabaya itu menjabat sebagai Prsedien World Marketing Association dan oleh The Chartered Institute of Marketing (Inggris), dia dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing.

Hal serupa dialami Arif Isnaini, seorang motivator asal Malang, Jawa Timur. Sebelum menjadi motivator, Arif malang melintang menggeluti profesinya sebagai staf penjualan (sales). Selama lima tahun dia menjadi sales panci di PT. Zenco Almasindo, Jakarta, perusahaan yang bergerak di bidang direct sales. Dia tidak pernah jenuh dengan pekerjaannya menawarkan peralatan dapur itu ke berbagai tempat. Pekerjaan ini dilakoninya semenjak menjadi mahasiswa. Tak jarang, dosen-dosennya ditawari panci. Karena keuletannya, dia pun menduduki posisi general manager (GM) di perusahaan tersebut. Namun, lama-kelamaan dia menyadari bahwa posisi GM adalah puncak karier tertinggi. Dia tidak mungkin lagi mendapat posisi lebih tinggi, sebab posisi tersebut ditempati oleh pemilik perusahaan. Menyadari hal itu, pada 2005 dia mengikuti pelatihan pengembangan bisnis dan wirausaha.

Setelah lulus, dia pun mendirikan perusahaan yang bergerak dalam pelatihan bisnis dan pengembangan kewirausahaan. Dia melihat sector perlatihan bisnis adalah masa depan kariernya. “Setiap manusia pasti membutuhkan kehidupan yang lebih cerah, termasuk saya, karena kehidupan juga terus berjalan. Saya juga melihat masa depan yang cerah itu di dunia pelatihan”, ungkapnya kepada SINDO.

Melihat potensi inilah, kemudian dia memberanikan diri untuk keluar dari “kolam” tempatnya mencari nafkah untuk berenang ke samudera. Hasilnya, selain namnya semakin dikenal masyarakat, uang pun mengalir ke koceknya. Dia mengungkapkan pemasukan yang diterimanya lebih banyak bersumber dari pelatihan-pelatihan yang dia lakukan. Bahkah, dari sekali pelatihan, penghasilan yang diterimanya jauh lebih besar bila dibandingkan saat dia bekerja. “Banyak hal saya dapatkan hanya dengan sekali pelatihanyang dilakukan pada saut perusahaan. Belum lagi dari ssitem pelatihan yang diwaralabakan”, ungkapnya.

Melepaskan posisi sebagai top manager di salah satu perusahaan memang diperlukan keberanian yang besar. Namun, demi mewadahi obsesi pribadi yang lebih besar, tidak salah jika diperlkukan tempat tersendiri. Setidaknya istilah inspirator ternama Indonesia Rhenald Kasali, “ikan besar harus mencari kolam yang lebih besar”bisa menjadi ungkapan yang tepat bagi mereka yang berani mengambil keputusan untuk mundur dari perusahaan dan mencari peruntungan baru. (islahuddin/faizin aslam /a malik)